Menyambut Persalinan, What should i do?

Sudah Packing?

Tik.. tok.. tik.. tok.. 
Jam berdetak, detik, menit, jam, hari berganti dan sebentar lagi usia kehamilan memasuki 37 minggu. Aduh ntar persalinan itu rasanya kayak apa ya? Yang perlu disiapin apa aja ya? Trus baiknya aku ngapain aja ya? Kok yang itu udah lahiran aku belum ya? Dan seterusnya, dan seterusnya.

Wanita adalah makhluk yang suka berpikir dan lebih baperan. Dalam kondisi normal aja baperan kan, apalagi menjelang persalinan? Duh mau tidur aja susah karena banyaknya what if di pikiran kayak perlu di kelonin Song Jong Ki gitu biar nyenyak.  Nah kali aku akan sedikit ngasih tips apa aja sih yang perlu di siapkan menjelang persalinan, yah daripada dag dig dug dan overthingking lebih baik kita siapkan aja yuk persalinannya! Oh ya, persiapan ini semakin di lakukan di awal semakin baik ya karena segala sesuatu yang tanpa persiapan atau dipersiapkan secara buru-buru itu memang biasanya kurang maksimal hasilnya. 

1. Pilah pilih faskes tempat akan melahirkan.
Memilih faskes dimana kita akan melahirkan itu penting, karena nantinya kita akan menyerahkan jiwa, raga, dan anak kita ke faskes tersebut. Usahakan memilih faskes yang memiliki fasilitas lengkap dengan penanganan emergency yang baik. Selain itu kalau bisa, usahakan untuk survey dulu ke faskes tersebut. Survey bisa meliputi segalanya ua, misalnya harga, fasilitasnya dan tenaga kesehatannya. Ya sapa tau gitu dokter obsgynnya seganteng Song Jong Ki, awwww awwww awww Selain itu perhatikan juga apakah persalinan kita termasuk persalinan dengan resiko tinggi yang artinya wajib melahirkan di rumah sakit, seperti riwayat SC, preeklamsia, ibu dengan sakit bawan seperti asma, jantung, hipertensi, tbc, diabetes, ibu dengan riwayat persalinan banyak, serta ibu dengan usia beresiko. Makanya kalau dokter/bidan sudah menyarankan untuk melahirkan di rumah sakit, jangan ngeyel ya.

Bagaimana dengan persalinan di rumah? Sejujurnya aku sangat-sangat tidak menyarankan persalinan di rumah. Di negara kita ini kesadaran masyarakatnya tentang kesehatan masih sangat jauh bila dibanding negara maju lainnya. Yakin mau melahirkan di rumah? Yakin rumahnya bersih dan steril? Yakin penolong persalinannya cukup kompeten jika tiba-tiba terjadi kegawatan? Yakin alat penolong persalinannya lengkap banget sampai ambu bag buat bayi?

Ingat ya para mommies, ketika melahirkan yang perlu dipikirkan itu bukan hanya ibunya saja tetapi juga bayinya. Dan kegawatan itu bisa terjadi kapan saja, oleh karena itu penoling persalinan diharapkan yang bisa juga melakukan penanganan bayi baru lahir terutama jika terjadi kegawatan. 

2. Penolong persalinan.
Mau melahirkan sama dokter atau bidan? Mau melahirkan sama dokter siapa? Pengen melahirkan di bidan mana? Apapapun pilihannya usahakan memilih penolong persalinan yang memiliki ijin untuk menolong persalinan ya. Jangan ke dukun, please. Selain itu usahakan juga untuk memiliki second opinion. Second opinion ini nantinya bisa menjadi pilihan kita ketika pilihan utama berhalangan karena sesuatu hal atau ketika kita butuh masukan dari pihak ketiga bila ditemui kondisi tertentu dalam kehamilan yang butuh tindakan medis.

3. Metode persalinan. 
Mau Caesarea atau normal? Mau Vakum atau Forcep? Beberapa ibu merasa takut menghadapi persalinan pervaginam sehingga memilih untuk operasi Sectio Caesarea (SC), padahal operasi SC sebenarnya memiliki resiko lebih tinggi di banding persalinan pervaginam. Dan berdasar pengalaman pribadi nih, SC itu ya tetep sakit juga sih setelahnya. Udah gitu nggak bisa langsunh jalan-jalan dan nggak bisa langsung workout

Menurutku sebenernya perlu banget nih mendiskusikan metode persalinan dengan suami dan tenaga kesehatan pilihan, kalau perlu buatlah rencana persalinan. Misalnya gini, ibu X mengatakan pada dokternya bahwa ia ingin melahirkan secara pervaginam. Jika sampai usia 41 mg bayi belum lahir, ibu X sepakat untuk di induksi. Jika saat persalinan di temui adanya gawat janin atau partus macet, ibu X menolak dilakukan Vacum Ekstrasi dan memilih untuk SC.  Kenapa perlu buat rencana? Ya setidaknya saat buat rencana pasti kita masih belum dalam proses persalinan yang pakai kontraksi aduhai jadi kita masih bisa berpikir jernih. Selain itu dengan adanya planning, kita bisa sedikit memiliki gambaran akan apa yang akan kita alami dan mempersiapkannya.

4.Dana Persalinan
Jaman sekarang sih enak ya, dana persalinan bisa ditabung pakai JKN. Kalau perlu daftarkan juga bayi di dalam kandungan untuk berjaga-jaga bila nanti (amit-amit) si bayi memerlukan penanganan medis. Tapi walai ada JKN, nabung buat persalinan nggak ada salahnya juga sih. Soalnya abis persalinan kan perlu beli baju baju bayi, syukuran, beli baju menyusui, bra menyusui, booster asi, dan segala tetek bengeknya. Ya kan??

5. Kendaraan
Jika tempat pilihan untuk melahirkan jauh dari rumah, pikirkan mau ke sana naik apa. Kalau di rumah ada kendaraan, pastikan kendaraam dalam kondisi prima. Jangan sampai nanti pas udah ada tanda persalinan, eh mobilnya macet! Kalau perlu download aplikasi ojek online di handphone supaya bisa langsung order kalo mobil/motor di rumah macet. Nah, kalau rumahnya di pelosok desa kayak aku nih, yang nggak terjangkau ojek online kayaknya bisa lho hubungi ambulan desa. Saat ini hampir kebanyakan desa punya ambulan desa yang bisa di pakai warganya, bisa dimanfaatkan to?

6. Donor darah
Siapa yang belum tahu golongan darahnya apa?? Kalau belum tau, sebaiknya cek dulu di puskesmas/lab/ rumah sakit supaya kita tahu golongan darah kita. Sekalian cek kadar hemoglobin juga boleh sih, supaya tau kita anemia atau tidak. Nah kalau udah tahu golongan darah kita apa, mulai lah mencari sanak saudara yang golongannya sama dengan kita dan bersedia menjadi pendonor jika dibutuhkan.

7. Pendamping persalinan
Salah satu asuhan sayang ibu adalah ibu boleh melahirkan dengan di dampingi satu pendamping. Kenapa mesti satu pendamping? Soalnya ntar kalau banyak-banyak yang ada malah pada rebutan oksigen di ruangan. Hihihihi jadi pilihlah satu pendamping utama dan satu pendamping cadangan untuk persalinan. Pendamping cadangan ini nantinya yang akan mendampingi saat pendamping utama sedang berhalangan. Nah, pilihlah pendamping yang tahan dan kuat lihat darah ya, jangan sampai pendamping persalinannya ikut pingsan pas ibu melahirkan. Sebisa mungkin ajak pendamping persalinan ini untuk ikut kontrol kehamilan atau kelas ibu, sehingga si pendamping ini paham kondisi ibu. Kalau perlu beri info juga apa yang perlu dilakukan pendamping saat mendampingi ibu. Kalau aku dulu bilang ke suami supaya selalu terlihat bahagia saat mendampingi persalinan, siap mijitin, kasih afirmasi positif, ingetin kalau aku mulai loss control dan nggak boleh nanyain kapan si bayi akan lahir. Pokoknya si pendamping ini harus kasih aura positif ya, jangan sampai dia malah bikin kita tambah panik.

8. Tas serba ada
Aku anaknya paling senang packing, bikin checklist dan siap-siap. Jadi part nyiapin perintilan buat lairan adalah hal favoritku! Tas serba ada ini gunanya untuk memudahkan kita aja sih, karena nggak mungkin juga kan pas udah mules-mules kontraksi kita mau packing? Kalaupun kita packing pasti udah nggak konsen dan nggak maksimal, makanya tas ini disiapin jauh-jauh hari. Isinya suka-suka aja sih seusai kebutuhan masing-masing. Intinya harus mencakup kebutuhan ibu seperti baju ganti, kain, pembalut, daleman, alat make up, peralatan mandi, kebutuhan bayi seperti baju ganti bayi, topi, sarung tangan, sarung kaki, dan perintilannya plus makanan! Makanan ini kalau aku biasanya terdiri dari susu, snack favorit dan biskuit. Makanan ini buat cemilan pas nunggu kontraksi kalo misal makanan rumah sakit nggak enak. FYI aku nyiapin tas serba ada ini sampai 3 biji lho, satu di rumah (ini yang paling lengkap), satu di di kost (isinya bajuku, daleman, pembalut, sama makanan) dan satu di tempat kerja, dalam hal ini rumah sakit tempat aku mau melahirkan juga sih. Hihihi soalnya aku juga jauh-jauhan sama suami jadi kudu mandiri kan, takutnya nanti pas lagi di kost kenceng-kenceng kontraksi, atau pas lagi kerja kontraksi gitu setidaknya aku udah punya tas isi makanan.

9. Perawatan payudara
Mulailah merawat payudara supaya nanti ketika Inisiasi Menyusui Dini payudaranya udah bersih dari kerak-kerak jahanam. Biasanya ketika hamil payudara kita jadi makin besar, ada hiperpigmentasi dan kayak upil-upil item gitu. Nah kerak-kerak macam upil itu kadang bisa bikin ASI tersumbat, makanya payudara perlu dibersihkan. Tapi yang perlu diingat ketika membersihkan puting atau payudara jangan digosok-gosok lebay, karena itu bisa merangsang kontraksi. Cara membersihkan payudara cukup sederhana : ambil kapas yang telah diberi VCO atau EVOO (Baby oil bisa sih, tapi aku lebih suka pakai yang natural) lalu tempelkan kapas itu di puting, tunggu kurang lebih 5 menit baru dibersihkan.

10. Perawatan perineum
Sama seperti payudara, perineum pun perlu dirawat. Caranya bisa dengan menjaga kebersihan perineum dan area vagina serta melakukan pijat perineum. Pijat perineum bisa dilakukan dengan cara memijat perineum dengan VCO. Pijat kearah luar, atas, bawah dan samping perineum.

11. Tentang ASI
Cari tahu sebanyak-banyaknya tentang ASI mulai dari IMD, cara menyusui yang benar, manfaat asi, manajemen asip, dan semua tentang ASI. Selain bisa di dapat dari artikel-artikel terpercaya, juga bisa dari konsul dengan konselor ASI, ikut kelas ibu dan baca Bidan Bercerita di sini.

12. Tentang perawatan Bayi baru lahir
Cari tahu juga sebanyak-banyaknya tentang perawatan bayi baru lahir yang benar. Banyak sekali mitos-mitos di luaran sana yang nggak benar untuk perawatan bayi baru lahir, jadi perbanyak ilmu dan wawasan tentang ini. Makanya ikut kelas ibu itu penting.

Begitulah hal-hal yang bisa dilakukan untuk menyambut persalinan, asal dilakukan dengan bahagia dan persiapan yang matang kita pasti siap kok menghadapi persalinan. Semoga sehat selalu ya para Ibu.

[Baca juga : Cerita tentang proses persalinan] 

0 komentar:

Post a Comment

Feel free to ask anything, leave your comment. No SARA please :)